white purple white purple white purple white purple white purple white purple white purple

Jumat, 27 September 2013

Sistem Pendidikan di Jerman

Pendidikan PraPerguruan Tinggi

Berbeda dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SD-SLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule).

Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 - 6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufschule.

Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal sebagai „Abitur“. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufschule diperuntukkan bagi siswa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.


Pendidikan Tinggi

Setelah mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.  

Untuk menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (Bila memilih untuk belajar di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.


Universitas dan Fachhochschule

Ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH).

Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:

1) Materi perkuliahan.UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.

2)  Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS).

3)  Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada 2), maka jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI. (cari jadwal lebih detail)



Program yang Ditarawkan:


a) Program klasik

Berbeda dengan di Indonesia dan sistem 3 jejang (Sarjana-Magister-Doktor), sampai saat ini Jerman masih menganut pendidikan tinggi dengan dua jenjang, yaitu Diplom (Dipl.) dan Doktor (Dr).

Dalam jenjang Diplom ini, pada tahun-tahun pertama mahasiswa diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah dasar (dikenal dengan nama Grundstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah di Grundstudium mahasiswa diberi sertifikat Vordiplom, akan tetapi sertifikat ini bukanlah gelar kesarjanaan. Untuk menyelesaikan Vordiplom, mahasiswa memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun. Setelah mendapatkan Vordiplom, barulah mahasiswa diijinkan mengambil mata kuliah keahlian pada level yang lebih tinggi (dikenal dengan Hauptstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah Hauptstudium, barulah mahasiswa diijinkan menulis tugas akhir (dikenal dengan nama Diplomarbeit) sebagai syarat kelulusan Diplom. Jadi, Diplom adalah gelar resmi pertama yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan studinya di UNI atau FH.


Antara Diplom UNI dan Diplom FH memiliki perbedaan-perbedaan, diantaranya:

1)    Diplom FH bisa diselesaikan dalam waktu 4,5 tahun sedangkan Diplom UNI baru bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun.

2)    Diplom FH memiliki muatan terapan yang lebih besar (60% perkuliahan) dibandingkan dengan Diplom UNI (40% perkuliahan).

3)    Diplom FH tidak dirancang untuk melanjutkan ke jengang Doktor. Apabila pemegang Diplom UNI ingin melanjutkan ke program Doktor, maka yang bersangkutan harus mengikuti proses persamaan terlebih dahulu. Dalam fase ini, kepadanya diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah pada level Hauptstudium. Bisa juga ia mengikuti program Master terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke program Doktor. Sebaliknya, pemilik gelar Diplom UNI bisa langsung melanjutkan studi ke jenjang Doktor.


b) Program Baru

Berdasarkan Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuakan sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.

Dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesatjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan selama 2 tahun.


Berdasarkan kesepakatan Bologna 1999 tersebut, UNI dan FH di Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru Bachelor-Master-Doktor. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika saat ini telah ada jengang Bachelor-Master di ahmpir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun 2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universität Berlin dan Humboldt Universität zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.
 
 
 
 
 

Mutu Pendidikan di Indonesia Masih Rendah?

Sabtu, 01 Juni 2013 16:42 wib
Rachmad Faisal Harahap - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Heru Haryono/okezone) Ilustrasi. (Foto: Heru Haryono/okezone)
JAKARTA - Pendidikan merupakan kunci pembangunan suatu bangsa. Pembangunan ekonomi suatu bangsa bisa terjadi dengan adanya transformasi sosial dalam suatu bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah upaya untuk membina kaum generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc mengatakan bahwa akses pendidikan masih bisa ditingkatkan.

"Dari segi akses kita sudah bagus, tapi dari mutu dan daya saing kurang, program-program dari pendidikan tinggi (Dikti) akses masih ditingkatkan lagi," ujarnya, dalam sambutan peresmian USBI di Sampoerna Strategic Square, Jakarta Selatan, Sabtu (1/6/2013).

Untuk meningkatkannya, lanjut dia, dengan menggunakan dana abadi pendidikan untuk meningkatkan mutu penelitian dan pendidikan terkait kualitas.

"Kalau kita lihat bahwa akses sudah besar, tapi pada kenyataannya untuk bisa memberikan akses yang bermutu masih kurang," ucapnya.

Menurutnya, 5,4 juta orang yang kuliah yang terdiri dari perguruan tinggi negeri (PTN) 1,1 juta orang dan 2,9 juta di perguruan tinggi swasta (PTS). "Tapi ingat, bahwa yang bisa menikmati pendidikan ini hanya 30 persen," katanya.

Pemerintah menyadari, untuk meningkatkan akses untuk masyarakat menengah ke bawah membuat program bidik misi.

"Untuk itu Dikti sangat berterima kasih kepada sampoerna untuk ikut mencerdaskan anak bangsa, ini sangat kita apresiasi, USBI yang unggul di Indonesia maupun di kancah internasional," katanya.

Dia menyampaikan pesan Mendikbud, bahwa pendidikan tinggi adalah strategi untuk memutus rantai kemiskinan, Dikti punya tanggung jawab di perguruan tinggi 20 persen untuk menjamin siswa miskin.

"Ini tujuannya adalah untuk memutus rantai kemiskinan, 20 persen dari USBI dapat beasiswa, tidak hanya itu tapi biaya hidup juga," imbuhnya. 


Sistem pendidikan di Inggris

 

Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem pendidikan Inggris telah banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah rumah untuk beberapa universitas terkenal. 
Sekolah Dasar
Pendidikan wajib di Inggris dimulai dari usia 5 tahun dengan sekolah dasar. Siswa naik dari kelas 1 sampai 6 tanpa ujian, meskipun kemampuan mereka diuji di usia 7 tahun. Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata pelajaran inti seperti Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah, geografi, musik, seni dan olahraga.

Sekolah Menengah Atas
Siswa memulai sekolah menengah pada usia 11 tahun, dimana menjadi kewajiban untuk lima tahun berikutnya. Di setiap jenjangnya, siswa memperdalam pengetahuan mereka pada mata pelajaran inti dan ditambah setidaknya 1 bahasa asing. Di tahun ke-4, mereka mulai bersiap untuk mengikuti ujian-ujian yang disebut General Certificate of Secondary Education atau GCSE. Siswa akan diuji di 9 atau 10 topik GCSE yang mereka pilih.
A-Levels di Sekolah Menengah Atas
Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah menengah dapat meninggalkan sekolah untuk bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal dengan "A-Levels." Secara umum, siswa yang ingin masuk ke universitas akan belajar 3-4 subyek untuk ujian A-Levels. Ini kerap dilakukan di sekolah yang dinamakan Sixth Form Colleges. Makin tinggi nilai ujian A-Levels, makin baik peluang siswa untuk masuk ke universitas pilihannya.

Program Sarjana
Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan "art" dan "sciences". Program biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa menyelesaikan pelajaran dan tutorial di bidang masing-masing. Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian akhir. Syarat penerimaan bagi siswa internasional termasuk kefasihan bahasa Inggris (min IELTS 6.0), tambahan 1 tahun sekolah menengah, dikenal dengan University Foundation Year atau nilai A-Level.

Pasca Sarjana atau PhD
Pelajaran universitas dapat diteruskan ke tingkat pasca sarjana. Gelas pasca sarjana tradisional biasanya dibidang "Arts" (MA) atau "Sciences" (MSc). Gelar pasca sarjana yang makin populer adalah Masters in Business Administraion (MBA). Program Master berlangsung selama satu sampai dua tahun dan mengharuskan ujian dan tesis untuk syarat kelulusan. Bagi program tertentu, pengalaman dibidang riset dan bekerja dibutuhkan untuk mengikuti program doktoral, atau PhD, yang dapat berlangsung selama empat atau lima tahun di sekolah dan riset serta disertasi.
 
 
 
Berkaca melihat Pendidikan di Negeri Sakura
20 Fakta Sekolah di Jepang

Jepang memang tidak hanya maju dengan industrinya. Rupanya sistem pendidikan di Jepang sudah dirancang sedemikian rupa agar sumber daya manusianya bisa berkembang dengan baik. pendidikan dasar yang manjadi akar pendidikan selanjutnya, sangat diperhatikan dengna serius oleh Negara matahari terbit ini. buktinya wajib belajar 9 tahun diselenggrakan tanpa dipungut biaya dari orang tua murid. Bahkan pihak sekolah akan menyurati para orang tua untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah, ketika usia anak sudah masuk usia sekolah.

Hal itu bisa terjadi lantaran administrasi kependudukan di Jepang juga sudah tersusun dengan rapi. Data kependudukan satu kelurahan atau distrik terdata dengan akurat di kantor kelurahan. Selain itu, atauran di Jepang juga mengharuskan para orang tua menyekolahkan di wilayah tempat tinggal mereka. Pendidikan sebagai pondasi dasar dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, benar-benar konsisten. Hasilnya, Jepang berhasil sebagai negara Industri maju karena manusianya tangguh menghadapi persoalan hidup.

Fokus pendidikan dasar di sekolah Jepang terlihat lebih menitikberatkan pada pentingnya "moral". Moral menjadi fondasi yang ditanamkan "secara sengaja" pada anak-anak di Jepang satu mata pelajaran khusus yang mengajarkan anak tentang moral. Namun nilai moral diserap seluruh mata pelajaran dan kehidupan. Seperti sistem pendidikan dasar di Jepang yang dikenal sebagai shougakkou, pelajaran di sekolah lebih menitik beratkan penanaman nilai-nilai moral, ketimbang menjejali murid dengan materi pelajaran yang berat-berat.

Selain itu, wajib belajar 9 tahun mulai dari SD yang dijalani 6 tahun dan SMP menghabiskan 4 tahun, benar-benar dijalankan secara gratis. Seluruh biaya ditanggung pemerintah. Jika harus ada bayaran, hal itu hanya untuk biaya makan siang anak di kantin sekolah atau saat rekreasi dari sekolah. Meski sekolahnya berstatus negeri, soal kualitas pendidikannya tidak meragukan. Hal itu karena kurikulum sekolah, sarana dan prasarana maupun tenaga pengajar, benar-benar dijaga agar sesuai standar yang sudah ditetapkan pemerintah. Hasilnya, mutu pendidikan wajib belajar 9 tahun, dimana-mana sama semua. Tidak ada istilah mutu lulusan sekolah pinggiran, kalah bersaing dengna mutu lulusan sekolah kota besar.
Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak berskolah di SD pada usia 6 tahun hingga 12 tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma bagi semua anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat pelajaran, kegiatan di luar sekolah, piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar sendiri. Namun bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah.
Disamping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-lain. Seorang anaka yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya kejenjang SMP. Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dna 3 tahun di SMP. Hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa inggris sejak tahun pertama SMP, dan kebanyakkan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di SMP adalah bahasa Jepang, Ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa, pendidikan jasmani dan pendidikan kesejahteraan keluarga.
Berbagai mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang berlainana setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari yang berbeda. Berikut ini beberapa Fakta Sekolah di Jepang;
  1. Tahun ajaran dimulai bulan April-Maret tahun berikutnya, berlaku untuk semua jenjang SD-PT.
  2. Biaya sekolah SD-SMP Gratis.
  3. Waktu sekolah menggunakan sistem caturwulan dan Agustus-September libur musim panas selama 40 hari.
  4. Bulan September masuk 5 kali dalam seminggu.
  5. Wajib belajar mulai usia 6 tahun sampai 15 tahun (SD-SMP). Orangtua kedapatan tidak sekolahkan anak, mendapat hukuman.
  6. Semua Siswa niak kelas, sehingga setiap tingkatan selalu terisi murid sebaya.
  7. Tidak ada kelas khusus, kelas unggulan atau kelas akselerasi murid-murid pintar.
  8. Siswa pintar Ilmu Sains dan Teknologi saja yang bisa masuk Perguruan Tinggi lebih cepat.
  9. Kurikulum diperbarui 10 tahun sekali mengikuti perkembangan teknologi.
  10. Guru evaluasi siswa, dan siswa juga evaluasi guru demi manfaat pelajaran yang lebih baik.
  11. Tidak ada sekolah standar Nasional atau RSBI.
  12. Pelajar dilarang keras menggunakan kendaraan motor sendiri ke sekolah.
  13. Bangunan gedung sekolah dibuat modern, megah dan megah, komplit dengang gedung olahraga, kolam renang dan lapangan yang luas.
  14. Murid piket wajib bersihkan sekolah sebelum pulang ke rumah usai jam pelajaran.
  15. Jam belajar di sekolah mulai pukul 8 pagi sampai pukul 3 sore.
  16. Pelajar yang terlambat, wajib bikin surat pernyataan tidak terlambat lagi.
  17. Ada tiga jenis SMA, yakni full time, part time dan SMA tertulis atau terbuka.
  18. Ada 7 Jurusan di SMA: Jurusan Umum, pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan.
  19. Penilaian kelulusan SMP dan SMA tidak berdasarkan hasil  final test, tetapi akumulasi dari nilai tes sehari-hari, ekstrakurikuler, mid test dan final test.
  20. Universitas dan Junior college memilih mahasiswa dari hasil ujian masuk serta hasil perserta belajar dari SMA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar